Kreasi tanpa batas

Tugas B.Indonesia "DRAMA ANEKDOT"

Drama Anekdot
Kelompok 1



 Nama anggota :   Abdullah Alwi
                              Berry Chia
                              Dekintan Zahrah R.
                              Egat Naufal
                              Fadhel Ally
                              Reva Girvan
                              Taufik Akmal
Tokoh :    Abdullah Alwi               = Reporter
                        Berry Chia                    = Polisi
                        Dekintan Zahrah           = Sofiyah
                        Egat Naufal                   = Caleg
                        Fadhel Ally                    = Pedagang
                        Reva Girvan                  = Aktivis
                        Taufik Akmal                 = Koruptor











Teks drama      :
Lucunya di Negeri Ini
Suatu hari di suatu negara entah berantah sedang mengadakan masa kampanye. Termasuk  daerah kota didalamnya, yaitu kota entah apalah namanya pula sedang mengadakan pesta demokrasi.

Caleg         :  Ayo semua, saudara-saudaraku ayo kumpul
Caleg         : Dukung saya, Papa Egat nomor urut satu setengah! Agar menjadi anggota DPR, insyaallah saya akan mensejahterahkan tempat ini
Pedagang   : Yakin pak!!
Caleg         : iya, kalau bisa saya akan menjadikan tempat ini pusat jual beli dan wisata. Tapi ingat jangan pilih Adu du.
Pedagang   : Kenapa pak?
Caleg        : Karena dia musuh Boboiboy!!
Pedagang    : Oke pak kita dukung Bapak! (meninggalkan si caleg) Datar banget ekspresinya   
Hari – sampai hari telah berlalu berganti minggu dan sampailah pada pemilu. Akhirnya si caleg tadi berhasil maju menjadi anggota legislatif. Wargapun semua pada gembira karena tidak lama lagi tempatnya akan menjadi lebih sejahtera, namun bagaikan  peribahasa.
Bukannya malah untung malah buntung. Bukannya malah sejahtera malah sengsara. Itulah yang mereka rasakan sekarang.
------------------------------------------------------------------------
Polisi        : Daganganmu saya sita!!
Pedagang : Loh kenapa, Pak!
Polisi        : Pedagang “kaki” lima dilarang dagang disini!
Pedagang : Pak, siap-siap tercengang ya..
Polisi        : Apanya?
Pedagang  : Kaki saya cuman dua!
Polisi        : Masyaallah, saya tercengang! Tapi pedagang seperti Anda mengganggu lalu lintas di kota besar
Pedagang   : Tapi saya dagangannya di Jakarta, kayaknya kota Surabaya, Jogja, Medan dan Balikpapan gak terganggu deh
Polisi        : Ini tong, gerobaknya. Ambil aja, jangan lupa tes kejiwaan ya. 
----------------------------------------------------------------------

Setelah itu pedagang pergi ke latar dua yaitu warteg.
Pedagang    : Kutu kupret, pret, pret!
Sofiyah        : Ada  apa?
Pedagang    : Itu, janjinya mau mensejahterahkan. Malah gusur, salah gusurnya kayak gitu lagi. Wobrok, wobrok, wobrok
Sofiyah        : Ya namanya juga gusur. Kalau pelan-pelan ya jasa tukang pos. Memang gak ada surat peringatan?
Pedagang   :  Ya adalah
Sofiyah        : lah itu
Pedagang    : Tapi kan ya namanya peringatan, kayak peringatan 17 Agustus. Kita pada kumpul ramai-ramai terus kita rayain deh.
Sofiyah        : Bodohnya dah kereng nih penduduk disini. Masa surat penggusuran dirayain kayak tujuh belasan
Aktivis        : Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Sofiyah         : Kamu ini datang tiba-tiba, Jantung mau copot seketika. Gak bisa dikecilin suaranya.
Aktivis        : Ya namanya aktivis ya emosi
Pedagang     : Ya tapi jangan berisik juga
Aktivis        : Ya meskipun berisikkan yang penting berisi
Pedagang    : Isi apanya...
Sofiyah        : Ya isinya berisik itu tadi

Aktivis        : Bener katanya bung pedagang, walaupun tempat kita kumuh, kotor, sehingga harus digusur tetapi kita sebagai rakyat bawah tidak terima dengan apa yang telah dilakukan orang atas. Kita malah ditindas.
 Coba deh, sebenarnya kita lebih berwibawa dari orang atas sana.
Sofiyah        : Loh kok bisa?
Aktivis        : Ibu lebih milih mana, pakai bawahan tapi gak pakai atasan. Apa pakai atasan tapi gak pakai bawahan?

Reporter     : Assalamualaikum
Serempak    : ( Menyela) Walaikumsalam
Reporter    : Warohmatullahhi Wabarokatuh. Belum selesai keles
Reporter    : Jumpa lagi dengan saya, Jeremy Tandus di Lipatan 6. Singkat, tajam, setajam golok!
Berita pertama membahas tentang cabe-cabean. Tanaman cabe keriting sekarang sudah semakin langka. Setelah dilakukan penyelidikan, Akhirnya ditemukan penyebabnya yaitu para cabe telah creambath sehingga menjadi cabai lurus.
Berita kedua, Banyak terjadi kecelakaan membuat polisi membuat peraturan baru. Dimulai dari menyalakan lampu besar pada sepeda motor, hingga menyalakan lampu senter bagi pengendara sepeda. Tetapi bukannya malah berkurang malah  tingkat kecelakaan menjadi tinggi.
Akhirnya ditemukan penyebabnya. Ternyata adalah debu, sehingga pengendara kelilipan, mengantisipasi hal itu. Polisi menghimbau untuk tidak menyetel “lagu butiran debu”
Reporter    : Berikutnya seorang narapidana Koruptor, Gayung Timbunan. Telah diketahui jalan-jalan di Bali. Hal ini dibuktikan ketika dia ketahuan terjepret kamera saat sedang menonton pertandingan voli.
Reporter    : Sekian dari saya, tetap saksikan kami setelah jeda berikut ini.

Pedagang    : Wah, gila tuh orang!
Aktivis        : (teriak) Setuju!

(Disini Koruptor datang, duduk. Mengaduk minuman dengan uang. )       

Aktivis        : Wah, maestronya dateng bang
Pedagang    : Ya tuh, bang, masuk tipi
Sofiyah        : Bang, emang enak jadi koruptor?
Koruptor    : Enak lah.
Pedagang   : Tapi kan kayak maling gitu
Koruptor    : Loh, heh. Hehehehe, Gurarara, saya gak setuju, koruptor sama maling beda.
Aktivis        : Apanya yang beda!
Koruptor    : Kalau maling ketahuan, pasti dihajar. Tapi koruptor mah, malah masuk tipi
Koruptor    : Kedua, koruptor gak pernah kemalingan
Aktivis        : Loh? Kenapa?
Koruptor    : Soalnya maling gak mau hartanya haram 2 kali. Entar direka ulang hukumannya. Coba aja abang pikirin, maling mencuri uang yang dicuri seorang pencuri dari seorang pencuri. Noh dia mencuri berapa kali tuh. Pantas hukumannya lebih berat dari koruptor. Kalau koruptor, yang penting dengan money hukuman bisa dibeli.
Aktivis        : Iya juga ya pak.
Koruptor    : Wah, pentolan jam saya udah jam 8. Udah dulu yang bang, ane mau ke Argentina
Aktivis        : Oke deh, semoga sukses jadi koruptor.
Sofiyah        : Waduh negara kita ini pemerintahannya udah gila semua.
Aktivis         : Setuju bu, uanglah yang di Tuhankan. Janji dipalsukan.
Pedagang   : Ada ada saja negara ini...

(si koruptor pun pergi dan semua yang ada disana menjadi kebingungungan)









Story board dari drama  :
1.        Babak 1 itu kumpul semua di depan dengan latar jalan raya kecuali Polisi (berry), Koruptor (akmal) , Reporter (abdullah)
2.       Babak 2 yang di depan dengan latar jalan raya Cuma polisi (berry) sama pedagang (fadhel)
3.       Babak 3 semua kumpul di depan dengan latar warteg kecuali

Hal yang harus dipersiapkan :
·         Dialog
·         Kostum
v  Abdullah      = Jas
v  Berry             = kemeja , topi , pentungan
v  Egat               = Jas
v  Dekintan      = baju ibu ibu / baju bebas
v  Fadhel          = kaos oblong , boxer / baju bebas 
v  Reva              = kemeja tangan panjang , iket kepala
v  Taufik            = jas
·         Properti               :
v  Caleg (egat)                = Toa
v  Grobag bikin dari kardus
v  Piring 2 buah
v  Gorengan
v  Gambar motor (di print) *ukuran sedang
v  Gambar sepeda (di print) *ukuran sedang
v  Gambar cabe-cabean naik motor (di print) *ukuran sedang
v  Buat televisi *ukuran agak besaar

** JANGAN LUPA HARI JUMÁT/SABTU TANGGAL 11/12 LATIHAN**

Share:

0 komentar:

Post a Comment

https://www.youtube.com/c/akmaltaufikf. Powered by Blogger.
Terima kasih sudah berkunjung ^^v